Minggu, 24 Mei 2009

Rangka dan Penutup Dinding Kayu

RANGKA DAN PENUTUP DINDING KAYU
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Job sheet dinding kayu (terlampir)
Tahapan pemasangan rangka dan dinding penutup kayu
1.Mempersiapkan pekerjaan pemasanga dinding penutup kayu
2.Memasang rangka dinding kayu
3.Memasang penutup dinding kayu
4.Menyelesaikan pekerjaan memasang dinding kayu
5.Membereskan pekerjaan
Persyaratan keselamatan kerja termasuk bahan. peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam melaksanakan. pekerjaan rangka dan dinding penutup kayu
1.Keamanan lingkungan tempat kerja
Penempatan alat-alat pekerjaan demikian juga alat-alat kesehatan dan keselamatan kerja maupun orang-orang disekitarnya atau lingkungannya yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan pekerjaan, terutama alat-alat yang menggunakan arus listrik.
2.Pakaian dan peralatan yang melindungi
Sesuai dengan persyaratan standar
3.Penggunaan alat-alat dan peralatan
4.Penanganan bahan.
Persyaratan jaminan kualitas dalam mengerjakan pekerjaan rangka dan dinding penutup kayu
• Prosedur dan pengoperasian tempat kerja
• Prosedur kerja
• Kualitas bahan
• Prosedur pengendalian kualitas
• Penggunaan dan perawatan peralatan dan perlengkapan kerja
• Kepedulian terhadap spesifikasi pekerjaan
• Ketelitian pengukuran
• Kekuatan sambungan
Perlengkapan pelindung pribadi dan peralatan sesuai kebutuhan pekerjaan
Untuk mempersiapkan pekerjaan memasang dinding kayu persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan persyaratan mutlak untuk suatu pelaksanaan pekerjaan. Baik keselamatan perseorangan, kelompok, benda kerja, maupun alat-alat yang digunakan.
Perlengkapan-perlengkapan pribadi untuk kesehatan dan keselamatan kerja antara lain:
1.Topi/helm (safety helm)
Sebagai kenyamanan dan keamanan bila bekerja diterik matahari maupun keamanan/pelindung kepala bila tertimpa benda dari atas kepala.
2.Penutup telinga (ear plug)
Sebagai pelindung telinga dari suara kebisingan (meredam kebisingan) dan melindungi telinga dari benda-benda halus agar tidak masuk kedalam telinga.
3.Masker pelindung mata/kacamata
Sebagai pelindung mata dari benda-benda kecil agar tidak mengenai mata yang dapat mengakibatkan kerusakan mata/kebutaan. Masker dapat berupa kacamata bening atau kacamata hitam/gelap. Kacamata hitam/gelap berfungsi mengurangi intensitas cahaya.

4.Sabuk pengaman (safety belt)
Alat untuk mengikatkan badan pada tiang, sehingga orang yang bekerja di suatu ketinggian dapat bekerja dengan dua tangan
Berfungsi menghambat debu-debu halus agar tidak masuk ke dalam paru-paru, sehingga resiko kerusakan saluran pernapasan dan paru-paru dapat diminimalisir.
5.Sarung tangan kulit
Melindungi telapak tangan dari benda tajam/runcing/gesekan/ getaran mauapun aliran listrik.
6.Pakaian kerja (wear pack)
Mempunyai persyaratan nyaman dipakai (dari bahan kapas), menyerap keringat, mudah untuk melakukan aktifitas/gerakan, misal: jongkok, berjalan, berlari, memanjat (tidak terlalu longgar atau terlalu sempit).
7.Sepatu (civil shoes)
Biasanya dari kulit sol sepatu keras dapat melindungi kaki dari benda-benda runcing/tajam, pada ujung depan sepatu terdapat plat baja yang bisa menahan beban sampai lebih dari 1 ton.
Menyiapkan tempat kerja yang aman
1.Pelarangan masuk
2.Penempatan kabel listrik
3.Debu dan Bahan sisa potong
4.Penerangan dan Keterbatasan ruang gedung
Penempatan bahan yang baik dan benda kerja
Penempatan bahan-bahan seperti papan kayu dan balik kayu ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah dijangkau, tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. penempatan alat-alat pekerjaan demikian juga alat-alat kesehatan dan keselamatan kerja maupun orang-orang disekitarnya atau lingkungannya yang aman dan nyaman untuk pelaksanaan pekerjaan, terutama alat-alat yang menggunakan arus listrik.
Penempatan benda kerja diletakkan sedemikian rupa, sehingga mudah dibaca semua anggota kelompok atau ditempelkan pada papan.
Bahan-bahan penyambung
Bahan-bahan atau alat-alat penyambung seperti: paku, sekrup, baut atau mur atau benda-benda lain yang terbuat dari logam ditempatkan pada tempat khusus/kotak.
alat-alat yang digunakan, pengoperasian alat-alat serta perawatan alat-alat yang digunakan
Menyiapkan peralatan tangan (bukan mesin) antara lain: obeng, tang, mistar rol baja, siku, pensil, pahat, palu besi, palu kayu, gergaji besi, gergaji potong, gergaji belah, unting-unting, waterpass, benang lott, dll. Semuanya dimasukkan dalam kotak perkakas yang terbuat dari papan kayu.
Menyiapkan mesin-mesin portable antara lain: mesin bor, mesin grenda, mesin ketam, mesin gergaji, mesin ampelas, mesin router, kabel rol, dll. Semuanya dimasukkan dalam kotak perkakas yang terbuat dari papan kayu.
Perawatan mata ketam mata gergaji mesin router dan lain-lainnya harus dilakukan secara rutin agar mesin tetap tajam dan mudah serta aman digunakan. Apabila mesin selesai digunakan harus dibersihkan dari kotoran atau debu dengan menggunakan sikat atau kuas dan disemprot dengan angin kompresor. Untuk bagian-bagian mesin yang mudah berkarat diolesi dengan oli memakai kuas. Serta bagian-bagian mesin yang berputar (as dan bearing) secara rutin harus dikontrol, apakah masih dalam keadaan baik atau tidak.
Untuk memasang kembali atau menset mata ketam pada rumah ketam dengan menggunkan mal yang disertakan dari pabriknya.
Untuk alat-alat atau mesin-mesin yang menggunakan arus listrik harus secara rutin dicek pada bagian kabel, terminal sambungan kabel, lampu indicator, saklar atau tombol, saklar emergensi, saklar kontaktor, saklar termis, MCB (mini circuit breaker), sekering, panel box, dll.
Alat-alat listrik seperti tespen, multi tester, harus ditempatkan tersendiri (terlindung) tetapi mudah dicari dan digunakan.
Untuk keamanan dan keselamatan kerja operator, mesin, dan benda kerja atau orang lain yang berada di lingkungan kerja pada mesin-mesin statis maupun portable harus secara rutin dicek apakah dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Bagian-bagian tersebut antara lain sebagai pengunci, penjepit, pengatur operasi mesin, penutup/pelindung/tudung, penghantar, penyangga, dll
Membuat rangka
Untuk membuat rangka dinding kayu digunakan balok kayu ukuran 5/7-400. Dipergunakannya balok kayu ukuran 5/7 karena rangka dinding kayu tidak menerima beban berat, tetapi hanya merupakan balok perangkai (kelam) dari dinding kayu ukuran papan 3/25-400.
Kayu ukuran usuk 5/7 cukup murah harganya dibandingkan kayu yang lebih besar ukurannya tetapi konstruksinya cukup kokoh menerima beban yang diterimanya. Sedang jumlahnya dipasaran/toko-toko kayu sangat mudah didapat.
Namun demikian harus dicari kayu yang cukup kuat tetapi awet, misalnya kayu jenis kamper, merbau, bengkirai, kempas, laban, dan lain sebagainya. Selain cukup awet dan kuat pengerjaanya juga tidak terlalu sukar. Selain itu juga syarat-syarat fisik kayu juga harus diperhatikan antara lain:
1.Kayu sebaiknya lurus(tidak terlalu melengkung)
2.Ukuran penampang kayu dari ujung yang satu ke ujung yang lain hampir sama
3.Tidak terdapat kayu muda/kowal/gubal
4.Tidak terdapat retak-retak pada sepanjang kayu
5.Kayu kering udara (tidak terlalu basah)
6.Kayu tidak lapuk/tidak kena rayap/tidak kena jamur.
Pembuatan rangka kayu juga harus memenuhi persyaratan teknik konstruksi dan ekonomis. Antara lain:
1.Secara ekonomis penggunaan ukuran kayu maupun jumlah kayu cukup hemat, tetapi dari segi teknis kekuatan/kekakuan konstruksinya cukup kuat.
2.Kayu sedikit mungkin dibuang/dicoak/ditakik, agar tidak mengurangi kekuatan kayu.
3.Hubugan antara balok yang satu dengan yang lain menggunakan pen dan lubang dengan tebal purus 1/3 lebar kayu.
4.Rangka dinding kayu meupakan satu kesatuan (modul) yang dipasang pada sisi dalam di antara 2 tiang utama sisi kanan dan kiri dan 2 balok utama (gelagar) sisi atas dan bawah.
5.Pemasanagan rangka kayu dinding kayu mempunyai jarak bersih 3,7m terhadap sisi dalam tiang utama dan tinggi rangka dinding mempunya ukuran tinggi bersih 3m.
6.Pemasangan rangka kayu mempunyai jarak 2,7cm terhadap sisi luar tiang utama (direncanakan sesuai dengan tebal dinding kayu setebal kurang lebih 2,7cm). sehingga jika dinding kayunya akan kelihatan rata dan rapih.
7.Pemasangan antara rangka dinding kayu dengan tiang utamadan balok utama dengan menggungakan paku sekrup kepala segi enam panjang 3”. Hal ini memudahkan pemasangannya dan jika dikehendaki dibongkar atau dilepas lagi dengan mudah. Sudut-sudut pada kerangka harus betul-betul siku (90 derajat) dan posisi tiang utama harus betul-betul vertical (dilot).
Konstruksi dinding rangka tersusun
Konstruksi dinding rangka tersusun adalah konstruksi yang disusun setingkat demi setingkat. Konstruksi rangka tersusun biasa dipasang terbuka atau dilapisi dengan papan. Kalau konstruksi rangka tersusun masih terbuka, penempatan tiang-tiang, palang-palang dan kuda-kuda penopang tidak hanya menurut perhitungan statika melainkan juga menurut keindahan bangunan.
Kuda-kuda penopang di sudut-sudut rumah pada umumnya diatur, sehingga kekuatan angin langsung disalurkan dari sudut ke bantalan.
Untuk bagian-bagian konstruksi yang melintang penyusutan sama seperti di konstruksi batang tersusun yaitu 3 cm perr meter tinggi.
Dalam konstruksi dinding rangka tersusun tempat – tempat yang terbuka antara tiang-tiang, palang-palang, dan sebagainya diisi dengan tembok dari bata.
Jarak antar tiang-tiang umumnya sekitar 80cm.
A.Penyusunan konstruksi rangka-rangka tersusun:
a.Kayu yang melintang
Bantalan :ke bawah membatasi dinding dan menumpunya.
Beban akan disalurkan pada kaki pondasi atau kepala balok. Bantalan pada dinding bata atau beton harus dikuatkan letaknya dengan baut angker yang dimasukkan di dalam dinding dan pada kepala balok disambung dengan baut. Bantalan dapat disambung dengan takikan separuh dan sebaiknya dibuat dari kayu ulin/jati untuk menghindarkan kerusakan oleh kelembaban/air naik.
Peran atau gording : bagian atas penutup dinding, yang mendukung seluruh beban loteng dan atap. Selain itu dapat mendukung dinding diatasnya, tinggi peran disesuaikan dengan beban dan jarak tiang.
Palang : membagi bidang antara dua tiang atau kuda penopang dalam bidang yang lebih kecil.
Melihat tinggi dinding maka digunakan 2-3 palang, palang ini disambungkan pada tiang dan kuda penopang dengan pen biasa. Palang pintu bagian atas dan palang jendela disambungkan dengan pen bergigi tunggal.
b.Kayu yang tegak
Tiang: menentukan tinggi dinding dan berdiri tegak lurus antara bantalan dan peran dinding.
Tiang pen biasanya berpenampang bujur sangkar. Kalau penampang ini tidak sesuai pada suatu titik, maka dapat digunakan tiang ganda yang ditanam, yang bersambung dengan baut. Diatas dan dibawah tiang biasanya diberi pen, yang dalam bantalan sedikitnya 4 cm, dan pada peran dinding sedikitnya 6 cm panjangnya, yaitu ½ tingginya.
c.Kayu yang berdiri miring
Kuda penopang : mebagi segiempat bidang dinding yang goyah dalam bidang segitiga yang mantap.
Menjaga agar dinding tidak bergerak oleh benturan atau tekanan angin. Antara tiang dan kuda penopang sedikitnya, dalam bantalan dan peran dinding harus tersisa 8-12 cm dari kayu muka, untuk menghindarkan pergeseran. Penemapang kuda penopang sedikitnya harus sama dengan tiang.
Sambungan atas dan bawah dengan pen atau gigi tunggal sebagai berikut:
a)Ditakik separuh-separuh
b)Pen dan lubang terbuka
c)Pen lurus tersembunyi
d)Pen serong tersembunyi
e)Ditakik setengah ekor burung
f)Sudut ditakik bertingkat
g)Malang dengan pen dan gigi tunggal
h)Tiang dengan pen
i)Kuda penopang dengan pen
j)Malang dengan pen, gigi tunggal dan sponing
k)Bantalan dengan pen
l)Bantalan dengan gigi tunggal
m)Bantalan dengan pen dan gigi tunggal
Kekuatan balok untuk rangka dinding yang bida digunakan ialah:
Untuk Bantalan : 6/8 8/8 8/10 10/10 10/12 12/12
Peran dinding : 8/12 10/12 10/14 12/14 12/16
Tiang : 8/8 10/10 12/12
Kuda penopang : 8/8 8/10 10/10 10/12 12/12 12/14
Palang : 6/8 8/8 8/10 10/10 10/12 12/12
Pencegahan pada sambungan2 rangka dinding:
Sambungan harus dibuat tepat, rata dan bersih sehingga tidak dimasuki air.
Dengan memperhatikan alam sekitar dan latar belakangnya terjadilah pemasangan kuda penopang menurut rumus hias atau rumus magis tertentu.
Simbol-simbol:
1)Kuda penopang biasa
2)Simpul sihir
3)Salib andreas
4)Betina
5)Laki-laki liar
6)Tari petani
7)Matahari
8)Pohon kehidupan(batang garing belum)

B.Konstruksi dinding rangka terusan
Konstruksi rangka terusan (lajur) pada umumnya luar dan dalam seuruhnya dilapisi dengan papan. Tiang-tiang menembus melalui semua tingkat bangunan. Konstruksi rangka terusan (lajur) pada umumnya dibuat dari papan, sambungan-sambungan seperti pen, gigi tunggal dsb tidak digunakan, sebab semua dipaku. Jarak tiap-tiap tiang kira-kira 60 cm.
Meyelesaikan dan merapikan pekerjaan penutup dinding kayu
Pekerjaan finishing dinding kayu ada banyak macam cara antara llain: politur, vernis, cat, melamin, nitro cellulose, dan lain-lain. Akan tetapi pekerjaan finishing dinding kayu yang paling umum digunakan adalh dengan cara dicat. Sedang cara politur, vernis, melamin, nitro cellulose lebih banyak digunakan untuk pekerjaan finishing mebeler.
Pekerjaan finishing kayu dengan cat sangat cocok untuk pengecatan di luar ruangan (eksterior). Disamping karena mengeringnya secara oksidasi, cat lebih tahan terhadap sinar ultraviolet sinar matahari yang sangat merusak kayu, dibandingkan cara finishing lain.
Cat akan melapis kedap seluruh permukaan sehingga menjadi lebih awet, tidak mudah diserang jamur maupun rayap kayu kering, dan kumbang. Warna pigment merah yang dipakai sebagai tepung meni (ekstender) adalah bersifat racun.
Langkah-langkah pengecatan kayu antara lain:
1.Pekerjaan diawali dengan pembersihan semua kotoran yang bersifat isolator (mengurangi daya rekat) misalnya minyak, debu, oli, dan lain-lain. Permukaan kayu diamplas dengan amplas nomer 80-150. kemudian dibersihkan dengan kain atau sikat halus.
2.Pelapisan sealer/meni/primer/undercoat
Meni berfungsi sebagai lapisan penambah daya lekat (adhesi lapisan cat tahap berikutnya). Pelapisannya biasanya dikuaskan.
Meni juga berfungsi mngeraskan serat kayu, sehingga serat mudah terpotong rata oleh kertas amplas. Fungsi lain juga mencegah pelunturan zat ekstraktifdari dalam kayu ke permukaan kayu dan mengurangi penyerapan cat akhir oleh kayu. Meni akan kering dalam waktu 3 sampai 4 jam. Untuk menghaluskan/meratakan dengan amplas nomor 150. Bahan pengencer meni dengan minyak terpenting.
3.Pengisian pori kayu dan perataan permukan kayu dengan plamir. Permukaan akan memiliki ketebalan, rata, dan tidak porous. Alat yang digunakan biasanya sekerap/kafi. Bahan pengencer menggunakan minyak terpentin, plamir akan kering dalam waktu kira-kira 12 jam. Ampelas yang digunakan ampelas nomer 180-240. pengampelasan menggunakan alat Bantu sanding block (balok kayu yang dilapisi karet keras).
4.Pengecatan lapis antara/antar media/cat dasar
Cat dasar biasanya berwarna putih dan berpelarut terpentin, cat dasar akan mengering dalam waktu kira-kira 5 jam. Penghalusannya dengan menggunakan ampelas nomor 240-320. pengampelasannya dilakukan dengan cara basah (disiram air) dengan amplas water proof. Selain mudah pengerjaannya ampelas akan lebih awet.
5.Pengecatan tahap akhir
Ini merupakan tahapan yang terpenting, karena baik dan buruknya tahapan ini akan sangat menentukan kualitas finishing dengan pengecatan. Kualitas kuas yang baik juga mempengaruhi kualitas pengecatan, kuas yang baik bulunya lembut yang ujung-ujung rambutnya bercabang dan rambutnya tidak mudah lepas dari tangkainya. Arah pengecatan biasanya dimulai sejajar serat kayu dan selanjutnya boleh melintang terhadap serat kayu. Lapisan cat tahap akhir lebih encer dibandingkan cat dasar, sehingga mudah dikuaskan dan tidak ada bekas kuas. Untuk mengencerkannya perbandingan cat dan minyak 1:1. bagian yang sudah dicat lebih baik mendapatkan sirkulasi udara yang baik/diberi aliran udara, tidak berdebu, dan aman dari sentuhan-sentuhan pada saat cat masih basah. Untuk penghalusannya dengan ampelas basah dan nomor ampelas yang digunakan nomor 400. lapisan tahap akhir biasanya lebih tebal daripada cat dasar.
Membereskan Pekerjaan
Bahan-bahan yang tidak digunakan lagi seperti potongan-potongan kecil/pendek balok 5/7, papan kayu 3/25, tahi ketam, tahi gergaji, serpihan-serpihan hasil pembuatan purus dan lubang, sampah plastik, sampah kertas ampelas bekas dan sampah-sampah lain yang sifatnya organis dikumpulkan dan dibakar di tempat pembakaran sampah organis.
Sedang bahan-bahan yang tidak digunakan lagi yang terbuat dari bahan-bahan logam (tidak bisa diuraikan) seperti: kaleng bekas cat, kaleng bekas meni, kaleng bekas plamir, kaleng bekas minyak terpentin, potongan-potongan paku/besi beton, sekrup, baut, plat besi, dikumpulkan dan ditempatkan di tempat yang aman (tempat sampah logam).
Sedang bahan-bahan yang masih dapat digunakan seperti: balok 5/7, papan 3/25 yang masih agak panjang dikumpulkan dan dikembalikan ke tempat yang aman (rak penyimpanan bahan). Sedang benang sifat, paku, sekerup, plat besi dkumpulkan di tempat kotak khusus.
Sisa-sisa meni, plamir, cat dasar, cat akhir, dan minyak terpentin ditutup kembali sampai rapat kemudian disimpan dalam lemari khusus.
Alat-alat seperti kuas yang baru saja dipakai dibersihkan sesegera mungkin setelah pemakaian. Larutan pembersih dapat menggunakan minyak terpentin atau minyak tanah. Pembersihan kuas meliputi seluruh rambut, plat penjepit, dan tangkai kayu/plastik.
Penyimpanan kuas yang bersih ada 2 macam yaitu:
1.Cara kering
Kuas yang masih kotor (terkena cat) dimasukkan ke dalam larutan pembersih (minyak tanah/minyak terpentin), kemudian kuas diusap-usapkan pada papan yang tidak terpakai hingga kotoran hilang (bersih). Kuas yang masih agak basah dikibas-kibaskan sehingga minyaknya hilang atau disemprot dengan angin kompresor. Kuas yang sudah bersih dibungkus dengan kertas aluminium foil yang dilipatkan pada rambut kuas, kemudian direkatkan dengan selotip. Disimpan dalam almari dengan posisi tidur atau digantung.
2.Cara basah
Kuas yang baru saja digunakan untuk mengecat dan masih kotor direndam ke dalam larutan pembersih (minyak tanah/minyak terpentin). Caranya ujung tangkai kayu yang berlubang dimasuki besi beton untuk menggantung kuas, dengan catatan seluruh rambut kuas terendam larutan tetapi ujung rambut kuas tidak menyentuh dasar kaleng agar tidak melengkung. Perendaman dapat dilakukan di kaleng terbuka atau kaleng tertutup
Untuk pengecatan dinding dalam ruangan agar cat tidak mengotori lantai kayu ditutupi dengan kertas Koran bekas. Namun demikian masih juga ada papan lantai yang terpercik, kena tetesan cat atau tumpahan cat. Bila terjadi kena kotoran cat sesegera mungkin dibersihkan dengan kain yang dibasahi minyak tanah sebelum cat mengering, dengan cara diusap-usapkan sampai cat hilang. Bila cat sudah terlanjur kering pembersihannya dengan cara dikerik dengan pisau/sekerap sampai bersih.

Tidak ada komentar: